Perilaku Agresif Pada Anak

blogger templates

Perilaku Agresif Pada Anak
     Agresif terjadi pada masa perkembangan. Perilaku agresif sebenarnya sangat jarang ditemukan pada anak yang berusia di bawah 2 tahun. Tidak hanya melihat dari efek negative saja, melainkan ada suatu korelasi positif antara perilaku agresif dan kreativitas.
      Pada tingkat yang paling dasar sifat agresif dan kreativitas berhubungan erat satu sama lain dan saling berkaitan sebagai proses kelangsungan hidup. Sejumlah penelitian pada sifat agresif telah menunjukkan bahwa ketika kita ditempatkan dalam situasi yang tidak menyenangkan dan memicu tingkat emosi yang berbeda, sehingga apabila tingkat reaksi terlalu tinggi kita mulai untuk menampilkan perilaku yang agresif dan dapat bertindak tanpa dorongan atau menahan diri.
     Sedangkan definisi berpikir kreatif adalah adanya pemikiran yang berbeda yang dapat digunakan untuk mengatasi situasi yang sulit menjadi lebih mudah. Hal ini dimungkinkan bahwa kemampuan berpikir divergen dapat dimobilisasi di bawah tekanan situasi dimana agresi verbal atau bahkan fisik yang digunakan secara teknis menutup area otak yang berhubungan dengan berpikir kreatif.
      Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara agresi verbal dan kefasihan verbal, fleksibilitas dan orisinalitas. Dengan kata lain, Orang yang terlibat dalam agresi verbal dan ancaman agresi fisik memiliki skor tertinggi pada pengukuran orisinalitas fleksibilitas verbal dan figural. Hasil ini tidak sepenuhnya bertentangan dengan apa yang diketahui tentang agresifitas kimia otak. Menjadi agresif tidak menyebabkan inaktivasi korteks otak yang mengurangi kemampuan kita untuk berpikir kreatif. Tapi tingkat agresi juga memainkan peranan apakah ada atau tidak ketika kita kehilangan kemampuan untuk berpikir kreatif dalam situasi stres.
      Jenis situasi stres yang diamati selama studi oleh Tacher dab Readdick ( 2006 )yang cukup ringan menurut standar adalah ketika situasi ini melibatkan agresivitas antara lain ketika anak-anak berkelahi satu sama lain untuk mendapatkan posisi terbaik dan berjuang untuk sebuah pengakuan dikelompok bermain. Ketika anak-anak mengancam orang lain dalam situasi stres, mereka datang dengan kognitif bagaimana caranya untuk menghentikan lawan, membuat sikap tubuh untuk mengusir serangan dan menggunakan kemampuan verbal mereka untuk menghentikan perilaku agresif. kegiatan kognitif tersebut merupakan ciri khas berpikir divergen, meskipun satu atau mungkin lebih berpikir agresivitas ini kurang relevan. penggunaan ancaman di kelompok usia ini adalah sesuai dengan tahapan perkembangan.
      Di sisi lain, ketika anak memasuki usia 3-7 tahun, perilaku agresif menjadi bagian dari tahapan perkembangan mereka dan sering kali menimbulkan masalah, tidak hanya di rumah tetapi juga disekolah. Diharapkan setelah melewati usia 7 tahun, anak sudah lebih dapat mengendalikan dirinya untuk tidak menyelesaikan masalah dengan perilaku agresif. Tetapi, bila keadaan ini menetap, maka ada indikasi anak mengalami gangguan psikologis.
       Dampak utama dari perilaku agresif ini adalah anak tidak mampu berteman dengan anak lain atau bermain dengan teman-temannya. Keadaan ini menciptakan lingkaran setan, semakin anak tidak diterima oleh teman-temanya, maka makin menjadilah perilaku agresif yang ditampilkannya. Maka dari itu kita harus mampu mengetahui factor penyebab anak berperilaku agresif.
      Perilaku agresif biasanya ditunjukkan untuk menyerang, menyakiti atau melawan orang lain, baik secara fisik maupun verbal. Hal itu bisa berbentuk pukulan, tendangan, dan perilaku fisik lainya, atau berbentuk cercaan, makian ejekan, bantahan dan semacamnya

0 Response to "Perilaku Agresif Pada Anak"

Posting Komentar